Kalau anda terbiasa berkendara di jalan raya, anda pasti sering mendengar bunyi klakson. Tanpa harus mencari kamus anda tentu tahu ada sesuatu yang disampaikan oleh bunyi klakson.
Pertama, Sebagai penanda pengendara atau pengguna jalan yang lain bahwa ia akan melewati jalur tersebut, menyeberang, berbelok, atau menyalip pengendara lain atau menyapa seseorang.
Kedua, memperingkatkan, mungkin ada pengendara lain terlalu sembrono dan berbahaya , jaraknya terlalu dekat, atau memperingatkan pengguna jalan lain tidak menyeberang sebelum ia lewat.
Ketiga, memerintah. Ketika lampu merah berubah hijau, tetapi kendaran didepan anda tak kunjung jalan. maka klakson berfungsi untuk mememinta kendaraan didepannya segera maju.
Keempat, Tidak sabar, gusar atau marah. dalam keadaan emosi, tergesa-gesa, terjebak macet dll, akan membuat kegusaran itu dengan cara menekan klakson berkali-kali.
Mungkin bisa saja banyak orang menjadi maklum dan membiarkan saja, atau toh kalau jengkel ya dibatin saja. Tetapi bisa jadi banyak orang yang menyalah artikan dengan arti yang berbeda, bunyi klakson menjadi bahasa tantangan bagi pihak lain dan bisa jadi menimbulkan keributan.
Sahabat, Bahasa klakson yang paling nampak dalam diri seseorang adalah RAUT MUKA atau wajah. itu menjadi penanda dan menjadi bahasa hati, tanpa orang itu mengucapkan satu katapun. Murah senyum, ramah, suka menyapa, matanya berbinar dengan langkah kaki ringan, adalah bahasa tubuh yang menyejukkan hati. Tetapi bahasa wajah yang menegangkan, angker, atau wajah sombong ( bahasa jawa : kemaki, peteta-petete ) akan banyak mengundang masalah. akan banyak disalah artikan.
Mari!, hari ini kita menggunakan bahasa wajah anggun kita sebagai sinyal positif yang menghebatkan kita...
Comments
Post a Comment