Sakai, Warga Sakai, Jepang, sangat menyukai bayam lokal mereka yang disebut komatsuna. Karena itu, sayuran bergizi tersebut harus ada dalam segala situasi dan kondisi cuaca. Bagaimana cara menyiasatinya?
Shimono, seorang pemilik perusahaan penanaman bayam komatsuna memiliki beberapa teknologi khusus untuk membuat produknya terus mengalir di pasaran. Mulai dari proses penanaman hingga panen. Pertama, Shimono menutupi lahan 15.000 meter persegi miliknya dengan ratusan green house atau rumah hijau beratap transparan. Green house itu sudah dilengkapi dengan teknologi sensor pengatur temperatur cuaca, saluran air otomatis, dan jala anti-hama.
Sensor pengatur temperatur dia tempatkan di atap. Bila suhu green house mulai turun, maka atap akan terbuka dan menyesuaikan sinar matahari agar pas dengan kebutuhan tanaman. Namun bila suhu terasa naik, maka atap itu secara otomatis juga akan bergerak. "Suhu ideal untuk bayam komatsuna adalah 25 derajat celcius," kata Shimono.
Di luar green house, Shimono juga menggunakan jala khusus untuk mencegah agar rumput tak tumbuh. Menurut dia, bila sekitar area ditumbuhi rumput, maka bisa mengundang munculnya hama atau serangga. Sementara di bagian atas green house, Shimono memasang tali senar piano transparan yang berguna untuk mengusir burung gagak atau burung lainnya dari area perkebunan. "Kami berusaha menghindari pestisida untuk mencegah hama supaya sayurannya lebih bersih dan aman bagi konsumen," imbuhnya.
Untuk tanah, Shimono tak mau menggunakan tanah asli Sakai. Dia mendatangkan pasir laut dari perfektur Saga di Jepang. Lalu di lapisan bawahnya ada batuan yang dilapisi saluran air. Shimono juga tak mau menggunakan pupuk buatan. Dia memilih kompos sebagai 'vitamin' bagi tanamannya. Komposnya terdiri pupuk limbah ikan dan sabut kelapa dari Sri Lanka.
Dengan semua teknologi ini, Shimono bisa terus memanen bayam di segala cuaca. Di musim panas dia bisa sudah bisa memanen sayuran dalam waktu sebulan, sementara di musim dingin dua bulan. "Produk kami tersebar di supermarket kota Sakai dan kantin-kantin sekolah.Sayuran ini bagus karena banyak vitamin dan kalsium," terang Shimono yang sudah menggeluti bisnis ini sejak 35 tahun lalu.
Sahabat,
Ketika saya membaca hal diatas menjadi sangat takjub dan gumun ‘Hanya’ sayuran bayam saja di budidayakan dengan tehnologi secanggih dan se njlimet itu... Sebuah usaha untuk menciptakan sesuatu yang semula tidak bernilai secara bisnis menjadi sesuatu yang begitu bernilai dan dibutuhkan.
Hal ini merupakan inspirasi..bisakah kita memberikan nilai tambah dari apapun yang kita pegang dan kerjakan.. kalau saja kita dapat mensuplai ‘bayam’ yang sehat dan segar setiap hari dengan kehebatan kita berinovasi. dan hasilnya selain dapat dinikmati oleh semua orang disekitar kita, pasti kita sendiri juga yang menikmati bukan ?!!
“Pemberian nota atau kuitansi sesuai dengan nilai transaksi asli. Mohon maklum, terima kasih.” Tulisan itu terpampang di ruang kasir Rumah Makan Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut di Ungaran, Jawa Tengah. Pemiliknya, Fachrudien Putra, tak memberi stempel pada nota kosong atau yang dimanipulasi. ”Kalau ada yang minta kuitansi kosong, saya pasti bertanya, untuk apa? Saya hanya takut nanti disalahgunakan,” katanya. Banyak konsumen minta nota atau kuitansi kosong: diberi stempel dan tanda tangan, tetapi tanpa jumlah transaksi sesungguhnya, Fachrudien berpikir, pemberian nota kosong dapat merusak citra rumah makannya. Apalagi, rumah makan itu bisnis waralaba sehingga jika harga berbeda bisa muncul masalah. Mereka yang minta nota kosong bisa dari berbagai kalangan. Ada pemerintah, karyawan swasta, hingga mahasiswa. Ketika tulisan sudah ada di kasir, masih saja ada orang yang minta. Pihak rumah makan konsisten. ”Kalau saya memberi toleransi untuk memenuhi permintaan nota kosong, hal
Comments
Post a Comment