Oscar adalah seekor anak kucing lantai 3 pusat rehabilitasi di providence, Rhode Island.tempat itu merawat penderita alzheimer,parkinson,dan berbagai penyakit lain di mana sang penderita bisa menemui ajal nya kapan saja dalam waktu yg tidak bs di tentukan.
Yang istimewa dariOscar adalah, Ia akan mengendus-endus dan mengamati pasien ditempat tersebut dan kemudian tidur dekat pasien tersebut. yang terjadi adalah dalam waktu kurang dari 4 jam pasien itu biasanya sudah meninggal dunia.
Sekalipun dokter memprediksi berdasarkan kondisi pasien, namun seringkali oscar membuktikan prediksi dokter bisa meleset dan dia lebih tepat memprediksi kematian seseorang.
Keahlian oscar ini akhirnya dipercaya oleh pimpinan Pusat rehabilitasi tersebut untuk menciptakan protokol tidak biasa dan sulit dipercaya, setiap Oscar ditemukan tidur dengan pasien, maka perawat rumah sakit itu akan menghubungi anggota keluarga pasien untuk memberitahukan mengenai kematian yang akan segera terjadi.
Sahabat,
Memberikan Semangat dan motivasi tidak selalu harus mengabaikan fakta tentang kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Akan menjadi sangat kontra produktif ketika sesuatu kondisi yang sangat buruk selalu disikapi dengan sikap positif yang berlebihan ( pokoknya bisa..jangan takut.. tidak akan terjadi apa-apa... dsb). Bila sesuatu yang buruk itu benar-benar terjadi maka akan timbul kekecewaan dan putus asa yang amat sangat, hati menjadi tawar dan kata-kata motivasi menjadi memuakkan..
Kemampuan memprediksi hal-hal buruk bahkan sebuah kematian sekalipun bisa menjadi sebuah motivasi positif, paling tidak orang itu dapat mempersiapkan untuk bisa menerima sesuatu yang buruk menimpanya.. itu justru bisa membuat orang lebih legowo dan damai..
Alangkah baiknya orang bisa memprediksi resiko-resiko yang bakal terjadi di sertai dengan memberi sulusi serta masukan untuk mensikapi sesuatu yang bakal terjadi.. maka hasilnya akan lebih hebat dan bisa diterima...
“Pemberian nota atau kuitansi sesuai dengan nilai transaksi asli. Mohon maklum, terima kasih.” Tulisan itu terpampang di ruang kasir Rumah Makan Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut di Ungaran, Jawa Tengah. Pemiliknya, Fachrudien Putra, tak memberi stempel pada nota kosong atau yang dimanipulasi. ”Kalau ada yang minta kuitansi kosong, saya pasti bertanya, untuk apa? Saya hanya takut nanti disalahgunakan,” katanya. Banyak konsumen minta nota atau kuitansi kosong: diberi stempel dan tanda tangan, tetapi tanpa jumlah transaksi sesungguhnya, Fachrudien berpikir, pemberian nota kosong dapat merusak citra rumah makannya. Apalagi, rumah makan itu bisnis waralaba sehingga jika harga berbeda bisa muncul masalah. Mereka yang minta nota kosong bisa dari berbagai kalangan. Ada pemerintah, karyawan swasta, hingga mahasiswa. Ketika tulisan sudah ada di kasir, masih saja ada orang yang minta. Pihak rumah makan konsisten. ”Kalau saya memberi toleransi untuk memenuhi permintaan nota kosong, hal
Comments
Post a Comment