Chris Grimmer adalah pemancing profesional asal Sheffield Inggris, Sebagai pemancing profesional ia selalu mempersiapkan alat pancingnya untuk mendapatkan tangkapan-tangkapan ikan besar. sekalipun sangat jarang ia mendapatkan ikan yang besar.
Ketika ia mengikuti lomba memancing di sungai Ebro Spanyol pancingnya ditarik seekor ikan lele berukuran raksasa. perlu waktu 30 menit untuk bertarung dan mengalahkan ikan itu. "Rasanya seperti menarik bus, akhirnya seorang temanku masuk ke air dan membantu mengangkatnya," kata Chris
Dan akhirnya ia memenangkan pertarungan itu. ikan Lele albino, berat 88 kilogram ukuran 2,4 meter berhasil diangkat. butuh 3 orang untuk mengangkat lele itu. Chris mencetak rekor menangkap ikan lele terbesar dengan menggunakan seutas pancing.
Rahasianya terletak pada sebuah moment keberuntungan, kesiapan peralatan yang memadai, dan keahlian sipemancing..!!
Sahabat,
Mau mendapat tangkapan besar ?!... bahkan banyak orang bermimpi dan berdoa untuk mendapat tangkapan besar..masalahnya kalau doa itu kabulkan seberapa siapkah anda untuk dapat mengendalikan tangkapan itu ? seberapa profesionalkah anda mampu menguasainya ?.. Jangan jangan ukuran tali pancing anda hanya bisa untuk menangkap ikan teri.. atau sekalipun senarnya bagus anda tidak cukup ahli untuk menangkapnya ...
Ibarat kalau anda mendapat berkah 1 ember air tapi wadah yang anda gunakan cuma satu gelas kecil..ya bagaimanapun juga dapatnya juga tetap satu gelas kecil.. tidak lebih !! ibarat anda dapat rejeki besar tetapi ember yang digunakan bolong ! lha mana bisa menampung ?..
Jadi.. jangan bermimpi mendapat tangkapan besar bila anda tidak instrospeksi kekuatan perlengkapan dan keahlian anda seperti apa..! Tetapi bila peralatan sudah memadai dan anda cukup terampil maka bila saatnya ikan besar itu muncul ! hap ! ikan itu dengan mudah anda taklukkan...!!
Jadi yang penting bukan besar ikannya.. tetapi bagaimana ANDA MEMPERSIAPKANNYA...!!
“Pemberian nota atau kuitansi sesuai dengan nilai transaksi asli. Mohon maklum, terima kasih.” Tulisan itu terpampang di ruang kasir Rumah Makan Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut di Ungaran, Jawa Tengah. Pemiliknya, Fachrudien Putra, tak memberi stempel pada nota kosong atau yang dimanipulasi. ”Kalau ada yang minta kuitansi kosong, saya pasti bertanya, untuk apa? Saya hanya takut nanti disalahgunakan,” katanya. Banyak konsumen minta nota atau kuitansi kosong: diberi stempel dan tanda tangan, tetapi tanpa jumlah transaksi sesungguhnya, Fachrudien berpikir, pemberian nota kosong dapat merusak citra rumah makannya. Apalagi, rumah makan itu bisnis waralaba sehingga jika harga berbeda bisa muncul masalah. Mereka yang minta nota kosong bisa dari berbagai kalangan. Ada pemerintah, karyawan swasta, hingga mahasiswa. Ketika tulisan sudah ada di kasir, masih saja ada orang yang minta. Pihak rumah makan konsisten. ”Kalau saya memberi toleransi untuk memenuhi permintaan nota kosong, hal
Comments
Post a Comment