Sepatu memiliki begitu banyak model, merek, gaya, dan fungsi. Karena variasi-variasi inilah sepatu bisa menunjukkan informasi karakter si pemakai,". Kepribadian seseorang bisa dibaca lewat sepatu yang ia kenakan, begitu kata psikolog, seperti tercatat dalam Journal of Research in Personality terbitan Agustus tahun ini.
Menurut para psikolog di University of Kansas, sepatu bisa menunjukkan usia, jenis kelamin, penghasilan, afiliiasi politik, emosi, dan ciri kepribadian penting lainnya. Pemimpin penelitian ini, Omri Gillath menemukan, dengan melihat gaya, harga, warna, dan kondisi sepatu, mereka berhasil menebak sekitar 90 persen karakteristik pemilik sepatu-sepatu yang dijadikan obyek penelitian.
Sepatu-sepatu yang mahal datang dari orang dengan berpenghasilan tinggi. Sepatu yang menarik perhatian dan berwarna terang adalah milik orang yang cenderung ekstrover. Sepatu yang tidak baru tetapi tidak kotor adalah milik orang yang teliti. Ada beberapa petunjuk yang terbaca dari sepatu yang memang sudah jelas, namun, ada beberapa petunjuk yang cukup mengejutkan. Sepatu yang cenderung praktis dan fungsional biasanya dimiliki oleh orang yang cenderung mudah setuju. Sepatu boot semata kaki biasanya dikenakan oleh orang yang berkepribadian agresif. Sementara sepatu yang tampaknya tak nyaman dikenakan, justru menunjukkan si pemakainya punya kepribadian yang tenang.
Dalam dunia psikologi, kestabilan emosi adalah terminologi yang memayungi beberapa hal dalam diri seseorang, termasuk rasa takut ditinggal, penolakan, dan kemampuan untuk menghadapi beragam jenis hubungan. Orang-orang yang bermasalah dalam hubungan, atau orang yang selalu mengkhawatirkan hubungannya, umumnya memiliki sepatu yang selalu baru dan terawat. Diperkirakan, hal ini terjadi karena si pemilik sangat khawatir akan penampilannya dan selalu memikirkan penilaian orang tentang dirinya. Kebalikannya, pemikir liberal, yang bergaya bebas, cenderung mengenakan sandal jepit, sepatu yang sudah tak lagi berbentuk aslinya, dan cenderung murah. "Sepatu mampu memberikan informasi tentang kepribadian pemakainya, meski sangat sedikit, tetapi cukup berguna. Sepatu juga memiliki tujuan praktis, serta memberi petunjuk nonverbal dengan pesan-pesan simbolis. Kebanyakan orang cenderung memerhatikan sepatu yang akan ia pakai serta sepatu yang dipakai orang lain," begitu dikatakan dalam penelitian itu. Namun, para peneliti juga mencatat, kebanyakan partisipan kesulitan menilai kepribadian pemilik sepatu yang modelnya membosankan.
Si pemakai sepatu yang modelnya membosankan menilai dirinya sendiri sebagai orang yang represif dan sulit menciptakan hubungan.
Sahabat, Dimata orang lain disengaja atau tidak, teman dekat atau sekedar teman yang biasa ketemu, seorang ahli atau orang biasa, dengan sangat mudah kepribadian kita akan dibaca oleh semua orang, lewat tutur kata, cara berjalan, cara tersenyum, melalui tulisan, garis tangan bahkan sepatu yang dipakai pun bisa melukiskan siapa kita.
Keahlian membaca kepribadian atau karakter orang lain membuat kita cerdas dalam menjalin hubungan dengan siapapun dan bisa dengan mudah diterima oleh orang tersebut. dengan kemudahan berkomunikasi dengan seseorang maka dengan mudah pula hal-hal yang berkaitan dengan bisnis, persoalan dsb dengan cepat dapat terselesaikan.
Itu namanya bagian dari kecerdasan emosional.
Semakin pintar seseorang membaca kepribadian orang lain bisa jadi semakin pintar pula ia bisa memanfaatkan kelemahan orang tersebut. dan tentu akan menjadi masalah bila dimanfaatkan dalam hal-hal yang negatif.
Justru kekawatirannya adalah, jangan-jangan anda sendiri kurang paham tentang kepribadian anda dan tidak mengelolanya dengan baik..wah.. hal itu bisa menjadi bahaya bukan ?...
Pada suatu waktu bila anda tidak bisa mengendalikan karakter anda bisa-bisa anda terbunuh oleh karakter anda sendiri..!!
Selamat melihat sepatu orang lain...!!
Comments
Post a Comment