“Pemberian nota atau kuitansi sesuai dengan nilai transaksi asli. Mohon maklum, terima kasih.” Tulisan itu terpampang di ruang kasir Rumah Makan Bebek dan Ayam Goreng Pak Ndut di Ungaran, Jawa Tengah.
Pemiliknya, Fachrudien Putra, tak memberi stempel pada nota kosong atau yang dimanipulasi. ”Kalau ada yang minta kuitansi kosong, saya pasti bertanya, untuk apa? Saya hanya takut nanti disalahgunakan,” katanya. Banyak konsumen minta nota atau kuitansi kosong: diberi stempel dan tanda tangan, tetapi tanpa jumlah transaksi sesungguhnya, Fachrudien berpikir, pemberian nota kosong dapat merusak citra rumah makannya. Apalagi, rumah makan itu bisnis waralaba sehingga jika harga berbeda bisa muncul masalah. Mereka yang minta nota kosong bisa dari berbagai kalangan. Ada pemerintah, karyawan swasta, hingga mahasiswa. Ketika tulisan sudah ada di kasir, masih saja ada orang yang minta. Pihak rumah makan konsisten. ”Kalau saya memberi toleransi untuk memenuhi permintaan nota kosong, hal itu akan berpengaruh pada kasir saya. Jangan sampai kasir saya memberi laporan palsu juga kepada saya,” tuturnya. Fachrudien menerapkan kejujuran dalam usahanya.
Usaha yang dilakoni dengan jujur pasti membuahkan hasil baik. Meskipun menolak permintaan nota kosong, pengunjung tidak berkurang. ”Syukur kalau kebijakan ini bisa memberi dampak lebih luas, dan mengingatkan orang lain untuk jujur. Kalau jujur, semuanya enak kok, hidup juga lebih tenang,” ujar Fachrudien.
Di tengah maraknya perilaku korup, tetap ada orang yang jujur. Jika kejujuran itu konsisten diterapkan dan diluaskan, mereka yang tidak jujur karena berperilaku korup akan tergusur. Malu tidak jujur! Sahabat, Ijinkan saya berbangga hati, kagum dan menyampaikan penghargaan sebesar- besarnya pada sosok Fachrudien ini. Berapa banyak saya bertemu dengan kasus ‘nota kosong’, dari toko, grosir, warung, nota bensin dsb, bahkan saya sering ditawari langsung ketika selesai transaksi..”notanya mau diisi berapa mas...”
Kalau toh anda tergoda, tentu itu merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan ‘tambahan’ dari cara curang itu.Keputusan untuk mengisi nota sesuai transaksi adalah keberanian seseorang untuk tidak mau dibeli. dan betapa murahnya harga diri anda, ketika dirimu hanya seharga nota ketidak jujuran.
Comments
Post a Comment